Rabu, 11 Juni 2014

(BUKAN) SALAH WAKTU --Nastiti Denny

Cerita

Novel ini (BSW) bercerita tentang kehidupan pernikahan Sekar  dan  Prabu. Setelah dua tahun menikah, Sekar memutuskan resign dari perusahaan dan mengurus rumah. Sayangnya, menjadi ibu rumah tangga bukan hal mudah. Tak hanya gagap di dapur, Sekar juga merasa tak berguna. Pertanyaan-pertanyaan dari Ibu dan mertuanya membuat Sekar merasa tertekan.
Usaha Sekar belajar masak percuma karena kesibukan Prabu. Saat hubungan mereka sedikit renggang, kabar dari ibu Sekar membuat Prabu marah. Belum selesai satu persoalan, Sekar menerima ‘bom’ dari Bram. Melalui Bram, nama “Larasati” muncul dan menjadi pusaran konflik novel ini. 
Keutuhan rumah tangga mereka dipertaruhkan. 
Apakah memilih berpihak pada rasa "sesal" atau memaafkan masa lalu?


Review

Saat menemukan BSW di Gramedia, saya tersenyum. ‘Tanda kurung’ untuk judul novel rupanya cukup diminati. Lihat saja Coupl(ov)e-nya Rhein Fathia atau Me (Mories)-nya Nay Sharaya. Cover novel standar, tidak bagus sekali tapi juga tidak buruk. Blurb cukup mengundang rasa penasaran dan syukurlah tidak melenceng dari isinya.

Kisah dibuka dengan mimpi buruk Sekar karena dihantui masa lalu. Bagian prolog berhasil menggiring saya membuka halaman berikutnya. Dari prolog saya dibuat penasaran dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada Sekar. Prolog memang menempati peran signifikan dari sebuah buku karena dari sana pembaca 'biasanya’ memutuskan apakah akan meletakkan buku itu atau meneruskan membaca bahkan hingga selesai.

Aneh, gagap, tapi harus bertahan pada keputusannya. Itulah yang dialami Sekar sejak hari pertamanya resign. Keinginan memberikan ‘service’ terbaik untuk suaminya justru berantakan. Bangun kesiangan, tak becus memasak, hingga sang asisten dirasakan dominan berperan dalam rumahnya. Sekar belajar keras menjadi istri “sempurna” di mata Prabu. Sayangnya, Prabu yang supersibuk karena kenaikan jabatan tak punya waktu untuk menikmati hasil kerja keras sang istri.

Di tengah perasaan kecewa, jobless, dan tak berguna, Sekar bertemu Bram. Pegawai bank, tampan, jangkung, dengan senyum menawan. Tak disangka, Bram membawa kisah masa lalu tentang Larasati. Kisah yang membuat Sekar (dan wanita lain) akan hancur jika mengalaminya. 

Sekar digambarkan sebagai sosok perempuan pendiam, setia, dan berkepala dingin sehingga bersikap elegan menyikapi persoalannya. Sayangnya penulis tidak memberikan deskripsi fisik yang lebih jelas tentang Sekar. Sosok Sekar dan Prabu terasa samar, selain Sekar berkulit langsat dan Prabu berbadan kekar. Justru Bram (tokoh sampingan) digambarkan secara detail di halaman 34.
Sejak kemunculan Bram saya sudah berharap dia akan tampil sebagai tokoh bad boy. Bram berpotensi membuat cerita lebih asyik dan konflik lebih memuncak. 

BSW mengambil setting Jakarta dan sedikit kota Bandung. Deskripsi setting cukup detail, sehingga saya bisa membayangkan seperti apa rumah Sekar-Prabu serta isi di dalamnya.
Alur maju dalam BSW rapi, nyaman diikuti. Sedikit mengganggu adalah kisah masa lalu yang ditulis dengan font italic sampai beberapa halaman membuat mata pedas. Cukup memberikan ikon tertentu, pembaca akan paham bahwa plot yang dimaksud adalah kejadian masa lalu.

BSW minim dialog. Narasi dengan PoV 3 terbatas dari Sekar (dan hanya sedikit dari sudut pandang Prabu) sangat dominan. Gaya narasinya membuat saya seperti mendengarkan orang lain bercerita tentang hidup Sekar. Ada jarak antara saya dengan tokoh-tokoh di dalam novel ini, sehingga rasa simpati susah muncul. Jika penulis menggunakan sudut pandang dua orang pertama (Sekar dan Prabu) saya yakin akan lebih menyentuh dan lebih kuat meninggalkan kesan.

Adegan Sekar menyelamatkan Wira dan perkelahian Bram dengan Prabu agak mirip sinetron.

Terlepas dari kekurangan dan ketidaktelitian, misalnya tentang pekerjaan Pak Toni (direktur perusahaan minyak atau pejabat penting di badan pertanahan?), novel ini punya kekuatan untuk tetap dibaca sampai akhir. Mengingat ini novel pertama penulisnya, saya yakin novel berikutnya akan jauh lebih bagus. 

Judul Buku: (Bukan) Salah Waktu
Penulis: Nastiti Denny
Penyunting: Fitria Sis Nariswari
Penerbit: Bentang Pustaka
Cet. : cet. I Des, 2014
Juml. Halaman: 248
ISBN : 978-602-7888-94-4
Keunggulan novel: PEMENANG Lomba Novel "Wanita dalam Cerita".