Kamis, 30 Juni 2016

Kuliner Terbaru di Solo: Resto dan Coffee Ayam Kluntung


Sudah beberapa kali saya melewati resto dan coffee Ayam Kluntung ini. Kebetulan letaknya memang sangat dekat dengan rumah. Bisa ditempuh dengan jalan kaki. Namun, saya masih ragu untuk mencicipi menu resto baru tersebut. Design restonya terlihat menyenangkan dari luar, apalagi kalau malam. Ada lampu-lampu yang berpendar dari dalam. Artistik.
Kemarin, suami mengajak ke Resto dan Coffee Ayam Kluntung karena ada acara kopdar dan bukber dengan komunitas bisnis online-nya. Ya, okelah kalau begitu. Setelah ribet mengantar si Kakak mabit, lalu tiba-tiba kakak saya datang berkunjung, akhirnya kami berangkat. Dan bisa ditebak, teman-teman suami langsung komentar karena suami sebagai ketua datang paling akhir.

DESAIN RESTO DAN COFFEE AYAM KLUNTUNG

Resto Ayam Kluntung didesain dengan gaya rumah desa Jawa tempoe doeloe. Meja dan kursi didominasi oleh kayu. Ada meja makan khas desa yaitu meja panjang dan kursi kayu panjang tanpa sandaran, ala warung hik.
Di sisi timur, didesain seperti teras gaya kuno dengan seperangkat meja kayu bundar dan kursi anyaman rotan. Resto Ayam Kluntung berhasil menciptakan suasana desa yang cukup tenang dan banyak angin, apalagi ditambah dengan kotak-kotak kayu tebal yang diisi jerami di beberapa bagian.

gaya teras Jawa tempoe doeloe (sumber: foto pribadi)
MENGAPA DISEBUT AYAM KLUNTUNG?
 
Kluntung adalah semacam bandul atau lonceng yang biasanya dilingkarkan pada leher sapi. Dahulu tiap pagi dan sore di tengah jalan desa yang sepi akan terdengar suara "kluntung kluntung" tiap kali ada gerobak sapi lewat. Di Resto Ayam Kluntung ini pengunjung akan disuguhi deretan kluntung yang digantung di dua tempat. Ada juga 3 gong yang digantung di dinding dan penerangan lampu petromaks menambah kekentalan ciri khas gaya Jawa.
Kluntung, yang akan berbunyi "kluntung ... kluntung" jika digoyang. sumber: koleksi pribadi


 
Gong, salah satu alat musik (gamelan) Jawa. sumber: koleksi pribadi

Bagi kaum muslim, tak perlu khawatir dengan masalah sholat, karena ada mushola kecil dan tempat wudhu yang cukup tertutup. Meski mungil, tapi mushola dengan lantai keramik motif kuno, meski kemungkinan hasil repro yang sekarang sedang tren, lumayan bersih. Jika datang secara rombongan, tak perlu khawatir karena tepat di depan Resto Ayam Kluntung terdapat Mushola Al-Ikhlas, yang menjadi mushola jamaah perumahan Tiara Ardi.

spot untuk selfie (sumber: foto pribadi)

tempat cuci tangan yang lucu (sumber: foto pribadi)


sumber: foto pribadi

 MENU RESTO DAN COFFEE AYAM KLUNTUNG

Sebagaimana namanya maka menu spesial di resto ini tentu saja ayam kluntung. Penampakannya sama dengan ayam goreng kremes lainnya tetapi berbeda dalam hal bumbu. Ayam kluntung di sini bercita rasa rempah yang lumayan kuat. Menu lain adalah sapo tahu, ca kangkung, ca kembang kol, dan beberapa masakan seafood seperti cumi dan udang.


Selain kopi hitam sebagai minuman spesial, minuman lainnya masih standar. Hanya wedang beras kencur yang memberi ciri minuman khas Jawa. Sebetulnya dengan desain khas desa seperti ini, ketersediaan minuman lain seperti wedang ronde, wedang asle,wedang uwuh, wedang secang, tentu akan lebih menggoda pengunjung.
Ruang Wedangan atau tempat meracik minuman (sumber: koleksi foto pribadi
 Harga setiap menu juga masih standar. Untuk satu ayam kluntung (utuh) dihargai Rp55.000

LETAK RESTO DAN COFFEE AYAM KLUNTUNG

Terletak di tengah perumahan, memang lumayan menyulitkan bagi pendatang yang ingin mencoba resto ala ndeso ini. Berada di pinggiran kota Solo bagian barat (sudah masuk wilayah Kabupaten Sukoharjo), yaitu di jalan Bunga Raya, Purbayan, Baki atau di belakang perumahan Tiara Ardi, Purbayan, Baki. 
Bagi warga sekitar Solo, tempat ini lumayan representatif karena di sebelahnya terdapat kolam renang Kora-Kora. Karena berada di tengah berbagai perumahan, tempat ini cocok untuk menjamu tamu atau saudara yang datang dari luar kota bagi penghuni perumahan di sekitarnya. Termasuk acara kopdar kecil-kecilan, karena tempatnya memang tidak begitu luas.