Jumat, 18 Maret 2011

Sarikata.com, Lomba Cerita Anak, Dongeng, 2011

Pangeran Zoran dan Pemotong Sayuran

Pangeran Zoran akhir-akhir ini terus berpikir. Wajahnya yang tampan tampak berkerut-kerut memikirkan sesuatu yang berat.

Keluhan para koki istanalah yang membuatnya murung. Setiap hari, selalu saja ada salah satu koki yang teriris jarinya saat memotong sayuran, daging, atau buah. Apalagi jika istana sedang mengadakan pesta atau jamuan makan untuk para raja dari kerajaan tetangga.

Para kokilah yang paling sibuk dan menderita, karena tangan-tangan mereka yang harus cepat menyiapkan makanan menjadi sasaran pisau yang tajam.

“Hati-hatilah, Dayang Mareta.” Kata kepala koki saat Dayang Mareta mengaduh karena jari telunjuknya teriris pisau. Dia sedang memotong sayuran yang menggunung di salah satu sudut dapur.

“Aku sudah hati-hati, tapi aku juga harus mengiris cepat-cepat agar saat jamuan makan, semuanya sudah beres.” Dayang Mareta membela diri.

*****

Pangeran Zoran merasa prihatin dengan keadaan di dapur, terutama Dayang Mareta. "Aku harus berbicara dengan Paman Guru. Biasanya dia dapat membantu dengan pengetahuan dan pengalamannya yang banyak."

Ketika bertemu Paman Guru, Pangeran Zoran pun menceritakan keluhan para koki istana. Paman Guru termenung lama. Dahinya berkerut-kerut, kepalanya mendongak ke langit.

“Aha! Paman Guru. Aku punya ide, tapi ….” Tiba-tiba Pangeran Zoran berseru. Meski kemudian menjadi ragu.

“Tapi apa, Pangeran?”

“Aku tak tahu bagaimana caranya mewujudkan ideku ini, Paman.”

“Apa sebenarnya ide Pangeran itu?” Paman Guru bertanya tak sabar.

“E … mungkin akan lebih baik jika ada alat pemotong sayuran otomatis.” Pangeran menjawab tak yakin.

“Masalahnya … bagaimana cara membuatnya, Paman?”

“Wah … ide Pangeran sangat cemerlang. “ Paman Guru menegakkan badannya karena semangat. “Kita kan bisa mencarinya di internet, Pangeran.”

“Benar, Paman! Semoga kita mendapatkan beritanya?”

Klik! Selanjutnya, Pangeran Zoran dan Paman Guru asyik di depan layar komputer.

“Paman, coba baca ini!” Pangeran mengubah posisi duduknya.

Mereka berdua mencermati sebuah berita tentang penemuan alat pemotong sayuran dari barang-barang bekas. Sayangnya tak ada petunjuk cara membuatnya.

“Kita bisa mencoba membuatnya sendiri, kan, Paman.” Pangeran Zoran masih menatap layar komputer.

“Bisa saja, sekalian mengasah kreativitas Pangeran.” Paman Guru tersenyum menggoda.

Tanpa menunda waktu, Pangeran dengan penuh semangat mencari alat-alat dan bahan yang dibutuhkan. Karena baru akan mencoba, Pangeran banyak memanfaatkan barang yang ada di gudang Istana. Penjaga Gudang sampai keheranan melihat Pangeran sibuk memilih barang-barang di gudang yang kebanyakan sudah kotor, berkarat, dan bau.

Berhari-hari Pangeran dan Paman Guru tak keluar dari ruang eksperimen milik Istana. Mereka keluar hanya saat makan atau tidur saja. Akhirnya setelah beberapa kali percobaan dan perbaikan, mesin pemotong sayuran itupun dapat bekerja dengan sempurna.

******

Dapur istana lebih ramai daripada biasanya. Bertumpuk-tumpuk sayuran, daging, telur, dan buah memenuhi ruangan. Istana memang akan menggelar pesta. Kali ini benar-benar istimewa. Pesta Ulang Tahun Pangeran Zoran. Lebih istimewa lagi karena Dayang Mareta dan yang lain, terutama kepala koki tak lagi mengomel atau mengeluh. Suara mesin terdengar di depan Dayang Mareta yang sibuk memasukkan sayuran ke dalamnya. Betul. Mesin buatan Pangeran Zoran benar-benar membantu pekerjaan koki istana. Dalam sekejap, berbagai sayuran dan cabai telah terpotong sempurna tanpa menyebabkan luka di jari koki seperti biasanya.

“Semuaaa …. siapkan nampan, karena pesta ulang tahun Pangeran akan segera dilmulai.” Komando kepala koki.

Dengan cekatan, para koki membawa nampan berisi berbagai makanan ke ruang makan istana yang luas dan indah. Pangeran Zoran dan Paman Guru tersenyum senang.

“Biasanya selalu saja ada balutan di salah satu jari Dayang Mareta.” Bunda Ratu berbisik kepada Raja lalu tersenyum kepada Pangeran Zoran.

Pangeran Zoran balas tersenyum. Hatinya berbunga-bunga. Semua penghuni istana juga tahu, semua itu tentu saja berkat mesin pemotong sayur karya Pangeran Zoran, kan!

***cerpen ini ditulis dalam rangka mengikuti lomba yang diadakan oleh:


5 komentar:

  1. yup! teknologi bukan cuma internet dan hape...

    BalasHapus
  2. right pemotong sayuran otomatis pun teknologi yang tepat guna :D

    BalasHapus
  3. @Mataharitimoer: trimakasih dah mampir dan baca. Salam kenal.
    @gerhanacoklat: trimakasih juga, semoga tulisan saya bermanfaat dan ... menang ...

    BalasHapus
  4. salam kenal dari pangeran zoran.
    salam ngeblog dg taste juga :)

    BalasHapus
  5. @Anjari U: Hehe ... salam kenal juga.
    *blog ini juga hasil memaksa suami turun tangan*

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan menyapa