Cerita
Novel ini (BSW) bercerita tentang
kehidupan pernikahan Sekar dan Prabu.
Setelah dua tahun menikah, Sekar memutuskan resign dari perusahaan dan
mengurus rumah. Sayangnya, menjadi ibu rumah tangga bukan hal mudah. Tak hanya
gagap di dapur, Sekar juga merasa tak berguna. Pertanyaan-pertanyaan dari Ibu
dan mertuanya membuat Sekar merasa tertekan.
Usaha Sekar belajar masak percuma
karena kesibukan Prabu. Saat hubungan mereka sedikit renggang, kabar
dari ibu Sekar membuat Prabu marah. Belum selesai satu
persoalan, Sekar menerima ‘bom’ dari Bram. Melalui Bram, nama “Larasati” muncul
dan menjadi pusaran konflik novel ini.
Keutuhan rumah tangga mereka
dipertaruhkan.
Apakah memilih berpihak pada rasa "sesal" atau
memaafkan masa lalu?
Review
Saat menemukan BSW di
Gramedia, saya tersenyum. ‘Tanda kurung’ untuk judul novel rupanya cukup
diminati. Lihat saja Coupl(ov)e-nya Rhein
Fathia atau Me (Mories)-nya Nay
Sharaya. Cover novel standar, tidak bagus sekali tapi juga tidak buruk. Blurb cukup
mengundang rasa penasaran dan syukurlah tidak melenceng dari isinya.
Kisah dibuka dengan mimpi buruk Sekar
karena dihantui masa lalu. Bagian prolog berhasil menggiring saya membuka halaman
berikutnya. Dari prolog saya dibuat penasaran dengan apa yang sesungguhnya
terjadi pada Sekar. Prolog memang menempati peran signifikan dari sebuah buku
karena dari sana pembaca 'biasanya’ memutuskan apakah akan meletakkan buku itu atau
meneruskan membaca bahkan hingga selesai.
Aneh, gagap, tapi harus bertahan pada keputusannya.
Itulah yang dialami Sekar sejak hari pertamanya
resign. Keinginan memberikan ‘service’ terbaik untuk suaminya justru berantakan. Bangun kesiangan, tak becus memasak, hingga sang
asisten dirasakan dominan berperan dalam rumahnya. Sekar belajar keras
menjadi istri “sempurna” di mata Prabu. Sayangnya, Prabu yang supersibuk karena
kenaikan jabatan tak punya waktu untuk menikmati hasil kerja keras sang istri.
Di tengah perasaan kecewa, jobless, dan tak berguna, Sekar bertemu Bram. Pegawai bank, tampan, jangkung, dengan
senyum menawan. Tak disangka, Bram membawa kisah masa lalu tentang Larasati.
Kisah yang membuat Sekar (dan wanita lain) akan hancur jika mengalaminya.
Sekar digambarkan sebagai sosok
perempuan pendiam, setia, dan berkepala dingin sehingga bersikap elegan menyikapi
persoalannya. Sayangnya penulis tidak memberikan deskripsi fisik yang lebih jelas
tentang Sekar. Sosok Sekar dan Prabu terasa samar, selain Sekar berkulit
langsat dan Prabu berbadan kekar. Justru Bram (tokoh sampingan) digambarkan secara
detail di halaman 34.
Sejak kemunculan Bram saya sudah
berharap dia akan tampil sebagai tokoh bad
boy. Bram berpotensi membuat cerita lebih asyik dan konflik lebih memuncak.
BSW mengambil setting Jakarta dan
sedikit kota Bandung. Deskripsi setting cukup detail, sehingga saya bisa
membayangkan seperti apa rumah Sekar-Prabu serta isi di dalamnya.
Alur maju dalam BSW rapi, nyaman
diikuti. Sedikit mengganggu adalah kisah masa lalu yang ditulis dengan font italic sampai beberapa halaman
membuat mata pedas. Cukup memberikan ikon tertentu, pembaca akan paham bahwa
plot yang dimaksud adalah kejadian masa lalu.
BSW minim dialog. Narasi dengan PoV 3 terbatas dari Sekar (dan hanya sedikit dari sudut pandang Prabu) sangat
dominan. Gaya narasinya membuat saya seperti mendengarkan orang lain bercerita
tentang hidup Sekar. Ada jarak antara saya dengan tokoh-tokoh di dalam novel
ini, sehingga rasa simpati susah muncul. Jika penulis menggunakan sudut pandang
dua orang pertama (Sekar dan Prabu) saya yakin akan lebih menyentuh dan lebih
kuat meninggalkan kesan.
Adegan Sekar menyelamatkan Wira dan
perkelahian Bram dengan Prabu agak mirip sinetron.
Terlepas dari kekurangan dan
ketidaktelitian, misalnya tentang pekerjaan Pak Toni (direktur perusahaan
minyak atau pejabat penting di badan pertanahan?), novel ini punya kekuatan
untuk tetap dibaca sampai akhir. Mengingat ini novel pertama penulisnya, saya
yakin novel berikutnya akan jauh lebih bagus.
Judul Buku: (Bukan) Salah Waktu
Penulis: Nastiti Denny
Penyunting: Fitria Sis Nariswari
Penerbit: Bentang Pustaka
Cet. : cet. I Des, 2014
Juml. Halaman: 248
ISBN : 978-602-7888-94-4
Keunggulan novel: PEMENANG Lomba Novel "Wanita dalam Cerita".