Sabtu, 20 Oktober 2012

Manusia dan Aktivitas Berpikir

Allah Ta'ala memerintahkan untuk berpikir dan merenungkan secara mendalam tentang kitab-Nya yang agung. Allah menyanjung orang-orang yang mau berpikir. Allah Ta'ala berfirman, “Orang-orang yang mengingat Allah, baik dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, ‘Wahai Rabb kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia.’”
Ibnu Abbas ra. berkata, “Sesungguhnya suatu kaum berpikir tentang Allah Azza wa Jalla, lantas Rasulullah saw. bersabda, ‘Hendaklah kalian berpikir tentang makhluk ciptaan Allah dan jangan berpikir tentang Allah, sebab kalian tidak mampu menggapai Kedudukan-Nya.’”
"Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang berakal.’ Rasul bersabda, ‘Celakalah orang yang membacanya tetapi tidak mau berpikir tentangnya.’”
Dari Al-Hasan, dia berkata, “Berpikir sesaat itu lebih baik daripada shalat sepanjang malam.”
Dari Al-Fudhail, dia berkata, “Berpikir adalah cermin yang akan memerlihatkan kepadamu kebaikanmu dan keburukanmu.”
Ditanyakan kepada Ibrahim, “Mengapa kamu banyak berpikir?” Dia menjawab, “Berpikir adalah sumsum ibadah.”
Sufyan bin Uyainah adalah ulama yang banyak diterima ucapannya. Dia berkata, “Apabila seseorang mempunyai pikiran yang terasah maka dalam segala hal dia pasti dapat mengambil pelajaran.”
Dari Thawus, dia berkata, “Kaum Hawariyun berkata kepada Isa bin Maryam, ‘Wahai Ruhullah, apakah ada orang yang setara dengan engkau di muka bumi ini sekarang?’ Isa menjawab, ‘Ya. Orang yang dalam omongannya ada zikir, dalam diamnya ada berpikir, dan dalam pandangannya ada pelajaran, maka dia itu setara denganku.’”
Al-Hasan berkata, “Barangsiapa ucapannya bukan hikmah maka itu pastilah sia-sia. Siapa saja yang keluhannya itu bukan berpikir maka itu pastilah kelalaian. Barangsiapa pandangannya tidak memiliki pelajaran maka itu pasti kesia-siaan.” Adapun tentang firman Allah, “Aku (Allah) akan memalingkan dari ayat-ayat-Ku orang-orang yang bersikap sombong di muka bumi tanpa kebenaran”, dia menjelaskan, “Aku (Allah) akan mencegah hati mereka dari berpikir tentang urusan-Ku.”
Dari Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Berikanlah kepada matamu hak untuk beribadah.” Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa hak ibadahnya?” Rasul menjawab, “Melihat mushaf, berpikir tentang isinya, dan mengambil pelajaran dan keajaibannya.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya, dan sebagian jalan periwayatannya adalah Abu Syaikh Ibnu Hibban dalam kitab Al-‘Uzhmah dengan sanad yang dhaif.)
Luqman al-Hakim sering duduk sendirian dalam waktu yang lama. Majikannya datang kepadanya lantas berkata, “Luqman, kamu terlalu lama duduk sendirian. Andaikata kau mau duduk bersama orang lain niscaya itu lebih menyenangkan untukmu.” Luqman menjawab, “Sesungguhnya lamanya bersendiri itu lebih memahamkan pikiran, sedang panjangnya pikiran itu menjadi penunjuk jalan menuju surga.”
Wahb bin Munabbih berkata, “Tidaklah seseorang berpikir dalam waktu yang lama kecuali dia akan memahami dan seseorang tidak memahami sesuatu sama sekali kecuali dia pasti mengamalkannya.”
Umar bin Abdul Aziz berujar, “Berpikir tentang nikmat-nikmat Allah Azza wa Jalla itu termasuk ibadah yang paling utama.”
Dari Ibnu Abbas, “Dua rakaat yang sengaja diarahkan untuk berpikir itu lebih baik daripada mengerjakan shalat semalam suntuk tetapi tanpa menghadirkan hati.”
Abu Sulaiman bertutur, “Biasakanlah mata kalian untuk menangis dan biasakan hati kalian untuk berpikir.”
Abu Sulaiman berkata, “Berpikir tentang dunia menghalangi akhirat dan menjadi siksaan bagi para pemegang kekuasaan. Sedangkan berpikir tentang akhirat mewariskan hikmah dan menghidupkan hati.”
Hatim berujar, “Dari mengambil pelajaran bertambahlah ilmu, dari zikir bertambahlah cinta, dan dari berpikir bertambahlah rasa takut kepada Allah.”
Ibnu Abbas berkata, “Berpikir tentang kebaikan mendorong orang untuk mengamalkannya. Adapun menyesali keburukan akan mendorong orang untuk meninggalkannya.”
Al-Hasan berkata, “Sesungguhnya orang yang berakal senantiasa membiasakan diri berzikir saat berpikir dan berpikir saat berzikir, sehingga mereka dapat menyuruh hati mereka berbicara, lantas hati itu berbicara dengan hikmah.”
Junaid bertutur, “Majelis termulia dan tertinggi adalah duduk sembari berpikir di lapangan tauhid, bernapas dengan napas makrifat, minum dengan gelas cita dari lautan kasih sayang, memandang dengan sangka baik kepada Allah Azza wa Jalla.” Kemudian dia berkata, “Aduhai majelis ini alangkah mulianya, minuman ini alangkah lezatnya. Betapa bahagianya orang yang diberi anugerah itu.”
Asy-Syafi’i juga berkata, “Keshahihan pandangan terhadap semua urusan membuahkan keselamatan dari ketertipuan. Keteguhan berpendapat merupakan penyelamat dari tindakan melampaui batas dan penyesalan. Merenung dan berpikir akan menyingkapkan tekad. Kecerdasan dan bermusyawarah dengan para bijak bestari itu akan meneguhkan jiwa dan menguatkan daya pandang. Oleh karena itu, berpikirlah sebelum kamu bertekad. Merenunglah sebelum kamu menyerang. Bermusyawarahlah sebelum kamu melangkah maju.”
Asy-Syafi’i juga bertutur, “Fadhilah itu ada empat macam. Yang pertama hikmah, penyangganya adalah berpikir. Yang kedua adalah keperwiraan diri, penopangnya berada pada syahwat. Yang ketiga adalah kekuatan, penyangganya terletak pada kemarahan. Keempat adalah keadilan, penopangnya terdapat pada pelurusan kekuatan jiwa. Inilah qaul ulama tentang berpikir dan tiada seorang pun dari mereka yang menjelaskan hakikat dan jalannya.” (Terjemah Kitab Tafakkur, oleh Irwan Raihan)

Kamis, 20 September 2012

Pengumuman Pemenang Lomba Penulisan Novel Qanita Romance

   Juri Lomba Penulisan Novel Qanita Kurnia Effendi, Benny Rhamdani, dan Clara Ng setelah memutuskan pemenang

Juri Lomba Penulisan Novel Qanita Kurnia Effendi, Benny Rhamdani, dan Clara Ng setelah memutuskan pemenang
Setelah proses yang panjang, akhirnya Lomba Penulisan Novel Qanita Romance 2012 mendekati tahap akhir. Panitia dan juri telah berhasil menyeleksi sepuluh naskah unggulan yang dianggap layak untuk diterbitkan.Seleksi naskah tersebut didasarkan pada 2 kategori penilaian, yaitu penilaian intrinsik dan ekstrinsik. Penilaian intrinsik atau faktor-faktor internal naskah, yang antara lain berupa tema, plot, karakter, setting, orisinalitas ide dll. Sedangkan faktor ekstrinsik atau faktor luar naskah yang berkontribusi pada nilai naskah antara lain berupa nilai komersil, perkiraan penerimaan pasar, tren,  dan sebagainya.

Ketiga juri Lomba Qanita Romance ini adalah para tokoh penulis yang sudah berpengalaman di dunia kepenulisan Indonesia dan masih produktif dalam bidangnya hingga sekarang. Mereka adalah, Benny Rhamdani, Kurnia Effendi, dan Clara Ng.

Pada Sabtu, 8 September 2012, akhirnya panitia dan ketiga juri sudah selesai mengisi form penilaian 10 naskah terpilih dan siap-siap bertemu untuk mendiskusikan naskah mana yang layak menjadi juara. Pertemuan yang menentukan ini diadakan di salah satu resto di Jakarta Pusat pada jam 12.00.

Panitia sudah siap di tempat pada pukul 12.00 bersama Benny Rhamdani, tak lama kemudian Clara Ng tiba disusul oleh Kurnia Effendi. Sementara itu, dari pihak panitia diwakili oleh dua editor fiksi Qanita, Esti Budihabsari dan Prisca Primasari, serta Agga Danoegraha dari divisi promosi yang akan memberikan insight tentang potensi pasar naskah-naskah yang diunggulkan.

Setelah makan siang, diskusi pun dibuka oleh Esti yang memberikan pendahuluan singkat mengenai tujuan lomba dan harapan ke depan untuk lini Qanita Romance. Tak lama, diskusi hangat pun terjadi. Setiap juri memaparkan penilaian mereka terhadap 10 naskah unggulan dan alasan-alasannya. Dimulai oleh Clara Ng, kemudian Kurnia Effendi dan terakhir Benny Rhamdani. Walaupun diskusi berlangsung seru dan hangat, tapi suasana tetap penuh dengan keakraban. Panitia mendapatkan feedback berupa saran dan usulan yang sangat berguna dari para juri.

Menjelang pukul 15.00, panitia dan ketiga juri berhasil mengerucutkan pilihan pada 3 naskah yang dianggap pantas menyandang gelar juara I, II dan III Lomba Penulisan Novel Qanita Romance 2012. Selain itu juri juga memberikan catatan pada naskah-naskah pemenang dan 7 nominator 10 besar lainnya yang sangat bermanfaat dan semoga akan membuat naskah-naskah ini terbit dalam kualitas prima sehingga akan diterima pembaca dengan baik.

Akhirnya, panitia Qanita Romance mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu mensukseskan gelar Lomba Penulisan Novel Qanita Romance 2012 ini. Terima kasih kepada para juri: Benny Rhamdani, Kurnia Effendi, dan Clara Ng. Terima kasih kepada Sari Meutia selaku CEO Mizan Pustaka yang sejak awal mendukung lomba ini  dan teman-teman di penerbit Mizan Pustaka yang telah mendukung dalam hal kelengkapan, promosi dan penerimaan naskah. Terima kasih kepada www.mizan.com atas dukungannya dalam hal publikasi. And, last but not least, kepada seluruh pencinta Qanita yang telah mengirimkan naskahnya kepada kami. Semoga novel-novel Qanita Romance akan selalu mendapatkan tempat di hati pembaca dan Qanita bisa mengadakan lomba-lomba seperti ini secara berkesinambungan untuk memeriahkan gairah kepenulisan di Indonesia.

PRESS RELEASE PEMENANG LOMBA QANITA ROMANCE DAN 7 NASKAH YANG LAYAK TERBIT.
Proses panjang Lomba Penulisan Novel Qanita Romance akhirnya selesai dengan memunculkan 10 naskah yang dianggap layak terbit. Tiga naskah terpilih menjadi juara I, II dan III, sementara 7 naskah lainnya menjadi naskah unggulan yang akan diterbitkan oleh lini Qanita Romance.

JUARA I  SEVEN DAYS (Rhein Fathia)
JUARA II MARGINALIA (Dyah P. Rinni)
JUARA III VIAJEN, Pulang ke Hatimu (Shabrina Ws)

7 NASKAH UNGGULAN YANG AKAN DITERBITKAN:

MAGALI CHRONICLE (Winda Krisnadefa)
KISAH LANGIT (Arum Effendi)
SUDUT MATA CINTA (Rien Dj)
HIRO (Nalaa)
LOVE IN 1982 (Budi Nurmala Sari)
FIRST COUPLE GOD AND GODDESS (Hanna Natasha Heidi)
KARENA AKU PEREMPUAN (Tri Wahyuningsih)

Selamat kepada mereka yang naskahnya terpilih. Panitia akan segera menghubungi Anda untuk kelengkapan penerbitan naskah.
Terima kasih banyak kepada para nominator 20 besar dan para peserta lain yang telah mengirimkan naskah. Tetap semangat dan terus berkarya. Qanita Romance akan selalu ada untuk Anda.

Terima kasih,
Ttd
Panitia Lomba Penulisan Novel Qanita Romance 2012
[Esti Ayu Budihabsari, Editor Mizan Pustaka]

Kamis, 16 Agustus 2012

Kirim Naskah ke BOBO

  Kirim Naskah Cerpen-Dongeng ke Majalah Bobo!

Syarat Teknis Penulisan Naskah Cerita


1. Font: Arial

2. Ukuran font: 12
3. Jarak baris: 1,5
 
4. Banyak kata: 600 – 700 kata untuk cerita 2 halaman
250 – 300 kata untuk cerita 1 halaman
 
5. Di bawah naskah cerita tersebut, cantumkan:
a. Nama lengkap
b. Alamat rumah
c. Nomor telepon rumah/kantor/ handphone
d. Nomor rekening beserta nama bank, dan nama lengkap pemegang rekening bank tersebut (seperti yang tertera di buku bank)
 
6. Lampirkan biodata singkat yang berisi poin nomor 5, tempat tanggal lahir, riwayat pendidikan, dan
pekerjaan.
 
7. Naskah berserta biodata bisa dikirimkan via pos, ke alamat:
Redaksi Majalah Bobo
Gedung Kompas Gramedia Majalah Lantai 4
Jalan Panjang No. 8A, Kebon Jeruk, Jakarta 11530
 
Syarat Umum Penulisan Naskah Cerita:

1. Cerita harus asli, tidak menjiplak karya orang lain.
 
2. Cerita tidak mengandung unsur kekerasaan, pornografi, atau yang menyinggung SARA
(suku, agama dan ras)
 
3. Tingkat kesulitan bahasa, kira-kira yang bisa dimengerti oleh anak kelas 4 SD.
 
4. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik.
 
5. Kata-kata berbahasa asing/daerah atau dialek tertentu, diketik dengan huruf italic.
 
6. Alur cerita dan permasalahan cocok untuk anak-anak usia SD.
 
7. Penulis yang naskahnya diterima, akan mendapat honor setelah ceritanya dimuat, dan kiriman majalah
Bobo sebagai nomor bukti pemuatan cerpen.
 
8. Naskah yang tidak diterima, tidak akan dikembalikan. Diharapkan penulis menyimpan naskah asli.
 
9. Berhubung banyaknya naskah yang dikirim ke redaksi Majalah Bobo, maka waktu penantian pemuatan
cerita bisa memakan waktu minimal 4 bulan.
 
10. Penulis yang ingin menarik kembali naskahnya untuk dikirim ke majalah lain, diharapkan
pemberitahuannya terlebih dahulu ke redaksi Majalah Bobo, agar tidak terjadi pemuatan ganda.

Rabu, 15 Agustus 2012

Sayembara Menulis Cerpen-Cerber Femina 2012

Deadline CERPEN Femina 2012: 30 November 2012
Deadline CERBER Femina 2012: 31 Januari 2013
 

Syarat Lomba Menulis Cerpen-Cerber Femina

Syarat Umum Peserta:

  1. Peserta warga negara Indonesia
  2. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan ejaan yang disempurnakan
  3. Naskah harus karya asli (sebagian atau seluruhnya) bukan terjemahan atau saduran
  4. Formulir keikutsertaan sayembara dan pernyataan keaslian naskah bisa didownload di situs femina http://www.femina.co.id/sayembara.cerpen.cerber
  5. Naskah tidak sedang dipublikasikan di media cetak, elektronik dan online dan tidak sedang diikutsertakan sayembara lain.
  6. Tema bebas, tapi sesuai dengan majalah femina
  7. Peserta hanya boleh mengirim maksimal 2 naskah terbaiknya
  8. Hak untuk menyiarkannya di media online ada pada PT. Gaya Favorit Press
  9. Redaksi berhak merubah judul dan menyunting, tanpa merubah isi
  10. Naskah yang tidak menang tapi memenuhi syarat, akan dimuat di majalah femina. Penulis akan mendapat honor sesuai dengan standar femina
  11. Keputusan juri mengikat, tidak dapat diganggu gugat, dan tidak ada surat menyurat
  12. lomba ini tertutup untuk karyawan femina group
  13. Naskah dikirim ke redaksi femina Jl. HR. Rasuna Said Kav B. Blok 32 - 33, Kuningan, Jakarta Selatan, 12910.

Syarat Khusus Cerpen :

  1. Diketik dengan komputer, di atas kertas HVS kuarto dengan jarak 2 spasi
  2. Font Arial ukuran 12
  3. panjang naskah 6 - 8 halaman, dan dikirim sebanyak dua rangkap disertai 1 CD berisi naskah
  4. naskah dilampiri formulir asli, surat pernyataan bermaterai, dan fotocopy KTP
  5. pada amplop kiri atas ditulis : Sayembara Mengarang Cerpen Femina 2013
  6. naskah ditunggu selambat-lambatnya 30 November 2012.
  7. pemenang akan diumumkan di majalah femina yang terbit pada Desember 2012.

Syarat Khusus Cerber

  1. Diketik dengan komputer di atas kertas HVS kuarto dengan jarak 2 spasi, font arial dengan ukuran 12.
  2. panjang naskah antara 40 - 50 halaman.
  3. dijilid dan dikirim sebanyak 2 (dua) rangkap, disertai 1 (satu) CD berisi naskah
  4. naskah dilampiri formulir asli (bisa didownload), fotocopy KTP, surat pernyataan bermaterai, dan sinopsis cerita.
  5. pada amplop kiri atas ditulis : Sayembara Mengarang Cerber Femina 2013.  
  6. naskah ditunggu selambat-lambatnya 31 Januari 2013
  7. pemenang akan diumumkan di majalah femina terbit akhir Mei 2013.
HADIAH 

Hadiah Sayembara Cerpen :
Pemenang I    : Rp. 6.000.000
Pemenang II   : Rp. 4.000.000
Pemenang III  : Rp. 3.000.000 

Hadiah Sayembara Cerber :
Pemenang I    : Rp. 15.000.000
Pemenang II   : Rp.   9.000.000
Pemenang III  : Rp.   7.000.000

Sabtu, 19 Mei 2012

Kisah Inspirasi Sepatu Dahlan


Jangan Sepatuku!

Kalau boleh memilih, silakan curi yang kaumau, tapi jangan sepatuku! Meski sangat kesal dan bingung, tapi aku merasa kasihan sekaligus geli dengan pencuri sepatuku. Dia telah susah payah mencuri, tapi sepatu itu tak akan berguna sama sekali baginya. 

Masih kuingat saat pertama Bapak mengajakku ke toko sepatu di kota. Saat itu aku kelas 6 SD. Sebelumnya aku memang tak pernah memakai alas kaki karena kondisi kakiku. Aku berdebar antara senang dan kikuk. Ini pertama kalinya aku berada di toko khusus sepatu dan memilih sepatuku sendiri!

  Aku sibuk memilih sepatu. Bapak ikut membantu. Beberapa kali aku mencoba sepatu yang kusukai. Tak banyak pilihan untuk kondisi kaki kiriku yang layu. Hanya model sepatu kets bertali yang sesuai untukku. Virus pholio yang menyerang kaki kiriku saat berusia dua tahun, tak hanya membuat ukuran kakiku berbeda dua nomor tapi juga membatasi pilihan sepatuku. Aku hanya bisa memakai sepatu tertutup dan bertali. Awalnya Bapak sedikit yakin bahwa dengan sepatu model bertali, kaki kiriku yang lebih kecil bisa ditoleransi dengan ukuran sepatu kanan. Tapi ternyata kaki kiriku malah tersandung-sandung jika memakai ukuran kaki kanan. Akhirnya mau tak mau, Bapak memutuskan membeli dua pasang sepatu dengan ukuran berbeda. Satu pasang dengan ukuran kaki kanan, satu pasang dengan ukuran kaki kiri. 

Aku tersenyum lebar menatap dua kardus sepatu pertamaku. Terselip sedikit rasa tak nyaman karena Bapak terpaksa mengeluarkan uang lebih banyak untuk urusan sepatuku. Sejak saat itu, aku harus membeli dua pasang sepatu, dan sayangnya sebelah sepatu dari dua ukuran yang tak terpakai hanya menumpuk di lemari kaca. Aku memakai ukuran 34 untuk kaki kiri dan ukuran 36 untuk kaki kanan (maaf, tepatnya aku lupa ukuran sepatuku waktu itu). Kami mencoba memikirkan bagaimana memanfaatkan sepatu-sepatu baruku yang tak terpakai dengan memberikan kepada orang lain. Kami memikirkan seandainya saja ada seorang anak seusiaku yang memiliki kaki kanan lebih kecil daripada kaki kiri (berkebalikan dengan kakiku). Sayangnya, kami tak bisa menemukannya, sehingga sebelah sepatu-sepatuku tetap tersimpan rapi di lemari.

Sepatu kets itu menjadi satu-satunya alas kakiku, karena aku tak bisa memakai sandal atau sepatu model terbuka. Sepatu kets itu tak hanya untuk sekolah, bahkan untuk menghadiri pernikahan saudara atau kerabat, tamasya, atau ke kota, meski aku sering merasa malu dengan sepatuku. Bayangkan saja. Aku memakai gaun yang bertumpuk-tumpuk di bagian rok, dengan pita yang melingkari pinggang, tapi sepatu yang kukenakan sepatu kets! Tidak cocok, kan.

Agar sepatuku awet, aku sering menenteng sepatu saat berangkat sekolah. Jika sepatuku berlubang di bagian tumit—yang ini sangat sering terjadi, terutama tumit sebelah kiri—aku akan menutupinya dengan lipatan-lipatan kertas yang kutumpuk. Tapi kertas gampang bergeser dan cepat sobek saat beradu dengan jalanan yang kasar berbatu. Maka Bapak akan menambalnya dengan ban bekas. Tentu saja ini tidak nyaman, tapi setidaknya memperpanjang usia sepatuku dan menghemat pengeluaran Bapak. 

Lama-kelamaan, kakakku berpikir untuk mencari pengrajin sepatu, yang bisa membuatkanku sepatu dengan ukuran berbeda, sehingga aku tak perlu membeli dua pasang sepatu sekaligus. Kami kesulitan menemukan pengrajin sepatu, apalagi pengrajin yang bisa membuat sepatu kets, karena peraturan sekolah yang mengharuskan muridnya memakai sepatu kets. 

Saat SMA, barulah aku bisa menemukan pengrajin sepatu yang cocok. Sekolahku membebaskan muridnya memakai sepatu model apa saja—kecuali highheel tentunya. Entah bagaimana urusan sepatu selalu tak mudah bagiku. Begitu menemukan pengrajin yang bisa memenuhi kebutuhanku akan sepatu beda ukuran, tak lama kemudian pengrajin itu pindah dan tak bisa ditemukan jejaknya. Aku selalu mencari info mengenai pengrajin yang lain dan menemukannya menjadi kabar gembira tersendiri bagiku. Tapi dari sekian pengrajin, hampir tak ada yang bisa memenuhi kriteriaku. Entah sol sepatu yang licin, yang berat, ataupun cepat menipis. Bahkan ada yang mengubah ukuran yang aku berikan dengan alasan bentuknya kurang bagus, atau perbedaan ukuran kanan dan kiri terlalu mencolok. Karena tak mau berdebat, biasanya aku mengalah dan membawa sepatuku pulang dengan perasaan dongkol. 

Voila! Akhirnya aku menemukan pengrajin sepatu yang sangat mengerti apa yang kubutuhkan dan lebih senang lagi, dia memiliki kualitas dan model sepatu yang bagus dan cocok untuk kakiku. Harganya lumayan tinggi, tapi sebanding dengan kepuasan yang aku rasakan. Oleh karenanya, aku hanya sanggup memesan satu pasang sepatu.

Nah, sekarang sepatu kesayanganku dan satu-satunya itu dicuri! Dan mengingat kondisi kaki kiriku yang tak bisa memakai sandal dan sepatu lain selain milikku,  aku pulang kantor dengan kaki telanjang alias nyakar (bahasa Jawa kampung)! Sepanjang perjalanan pulang pikiranku selalu tertuju pada pencuri sepatuku, kakiku yang telanjang, dan bagaimana besok pagi aku harus ke kantor! Aku hanya punya satu pasang sepatu yang layak pakai. Aku berharap semoga ada sepatu lamaku yang --belum sempat menghuni tempat sampah-- bisa kupakai lagi. Tak peduli bagaimanapun kondisinya, sebutut apapun, asalkan kaki kiriku yang kecil dan lemas cukup bisa diandalkan untuk menahan sepatu itu tetap di tempatnya. Itu jauh lebih pantas daripada ke kantor tanpa alas kaki.

Pencuri itu sama sekali tak menyadari, kesulitan seperti apa yang telah ia timpakan padaku. Bahkan ia tak menyadari bahwa sepatu yang ia curi beda ukuran! Dan itu tak akan berguna baginya. Seandainya pencuri itu memberi pilihan dan tindakan mencuri dibenarkan—yang ini tak mungkin—aku lebih senang ia mencuri tas, dompet, baju, atau yang lain, tapi jangan sepatuku!

* Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Kisah Inspirasi Sepatu Dahlan -- Penerbit Noura dan menjadi salah satu PEMENANG.

Rabu, 16 Mei 2012

Lomba Menulis 2012 : "Kisah Inspirasi Sepatu Dahlan"

"Kisah Inspirasi Sepatu Dahlan"



     
     
AKU DAN SEPATUKU
(Lomba Menulis Kisah Inspirasi & Lomba Foto)

 Desember 1964. Musim kemarau, yang paling menyiksa bagiku. Bukan panas itu yang menyiksaku, bukan. Tapi, mimpi sepasang sepatu yang terus berkelebat di kepala di sepanjang jalan. Andai kata aku punya sepatu,  telapak kakiku tidak akan melepuh atau membengkak.
(Kisah Dahlan Iskan dalam novel Sepatu Dahlan)

 ***

Sepatu, mungkin terasa biasa bagi sebagian orang, tapi luar biasa bagi sebagian yang lain. Dahlan Iskan, contohnya. Menteri BUMN ini sepanjang sekolah dasar, menengah pertama, hingga menengah atas, bersekolah tanpa sepatu. Baru di kelas 3 Aliyah (SMA), Pak Dahlan memiliki sepatu. Namun, sepatu itu pun jarang ia pakai, seringkali hanya ditenteng. Biar awet….

Punya kisah seru, unik, dan luar biasa tentang sepatu dan masa-masa sekolah Anda? Tuliskan! Boleh kisah mengharukan, lucu dan kocak, apa pun.

Atau, punya foto menarik dengan sepatu? Jangan dibuang :D. Kirim!

Noura Books mengadakan 2 (dua) lomba: LOMBA MENULIS KISAH INSPIRASI dan LOMBA FOTO "AKU DAN SEPATUKU"

Persyaratan Lomba Menulis:
  1. Siapa saja boleh ikutan.
  2. Gaya tulisan bebas, tapi harus berdasarkan kisah nyata (boleh kisah Anda sendiri, kisah orangtua, sahabat, dll).
  3. Setiap orang hanya boleh mengirimkan satu (1) tulisan saja.
  4. Panjang tulisan secukupnya saja (baca: nggak perlu panjang-panjang :D). 2000-5000 karakter saja.
  5. Tulisan dikirim ke email: promosi@noura.mizan.com dengan subjek: Kisah Inspirasi Sepatu Dahlan. Sertakan biodata singkat kamu. (Tulisan akan di-upload ke Fan Page Facebook Noura Books oleh panitia)
  6. Upload juga tulisan ke blog kamu, dan kirim juga linknya kepada panitia.
  7. Tulisan ditunggu paling lambat 20 Mei 2012 pukul 24:00 WIB.

Hadiah:
3 (tiga) tulisan terbaik (pilihan Noura Books) akan mendapatkan:
-          Uang tunai senilai @ Rp750.000,-
-          Paket buku Noura Books senilai Rp500.000,- (termasuk novel Sepatu Dahlan)
-          Berkesempatan meet & greet dengan Dahlan Iskan saat peluncuran novel Sepatu Dahlan di Jakarta. (Bila peserta yang menang tinggal di daerah Jabotabek dan sekitarnya).

Catatan:
-          Setiap tulisan yang masuk dapat Noura Books gunakan untuk materi promosi novel Sepatu Dahlan
-          Tidak ada surat menyurat dalam proses penjurian/penulaian. Keputusan dewan juri/panitia adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

Persyaratan Lomba Foto
  1. Buatlah foto diri kamu bersama sepatu sekolah kesayanganmu, seunik, seseru, dan seheboh mungkin. Foto harus memperlihatkan dirimu dan sepatumu.  
  2. Usia peserta maksimal 18 tahun
  3. Setiap orang hanya boleh mengirimkan satu (1) foto saja.
  4. Kirim fotomu ke email: promosi@noura.mizan.com paling lambat 19 Mei 2012 pukul 24:00 WIB dengan subjek: Foto Sepatu Dahlan
  5. Fotomu akan di-upload ke Fan Page Facebook Noura Books pada 20 Mei 2012.
  6. Ajak teman untuk like fotomu yang sudah di-upload Fan Page Noura Books. Batas waktu untuk like foto adalah tanggal 25 Mei 2012 jam 24.00 WIB

Hadiah:
# 3 (tiga) foto terbaik (pilihan Noura Books) akan mendapatkan:
-          Uang tunai senilai @ Rp750.000,-
-          Paket buku Noura Books senilai Rp500.000,-
-          Berkesempatan meet & greet dengan Dahlan Iskan saat peluncuran novel Sepatu Dahlan di Jakarta. (Bila peserta yang menang tinggal di daerah Jabotabek dan sekitarnya).
# 10 (sepuluh) foto dengan like terbanyak akan mendapat hadiah novel Sepatu Dahlan dan berkesempatan diundang ke acara peluncuran buku Sepatu Dahlan pada tanggal 27 Mei 2012 di Jakarta (jika kamu tinggal di area Jabodetabek).

Catatan:
-          Setiap foto yang masuk dapat Noura Books gunakan untuk materi promosi novel Sepatu Dahlan
-          Tidak ada surat menyurat dalam proses penjurian/penulaian. Keputusan dewan juri/panitia adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.


Minggu, 15 April 2012

Tips Menulis dari Nicholas Sparks

I write five or six days a week, usually a minimum of 2000 words, sometimes more. This section of the website, for instance, which took about four days to write, is about 20,000 words. When it’s finished, I’ll start writing something else. All people who regard writing as a profession write consistently. Those who regard it as a hobby usually don’t.

2000 words can take anywhere from three to eight hours. (I love those three-hour days, by the way, but my average is probably closer to five hours.) The actual time spent writing depends on a number of factors, including what I’m writing, whether the scene is difficult or easy, etc. No matter what, I try to maintain consistency in my work habits. And I’m always trying to improve, to try new things, to write a new story that is better than anything else I’ve written.

Selasa, 28 Februari 2012

Sayembara Novel DKJ 2012

Untuk merangsang dan meningkatkan kreativitas pengarang Indonesia dalam penulisan novel, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menyelenggarakan Sayembara Menulis Novel. Lewat sayembara ini DKJ berharap lahirnya novel-novel terbaik, baik dari pengarang Indonesia yang sudah punya nama maupun pemula, yang memperlihatkan kebaruan dalam bentuk dan isi. Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut.
Ketentuan Umum
  • Peserta adalah warga negara Indonesia (dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau bukti identitas lainnya).
  • Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah.
  • Naskah belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apa pun, baik sebagian maupun seluruhnya.
  • Naskah tidak sedang diikutkan dalam sayembara serupa.
  • Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik.
  • Tema bebas.
  • Naskah adalah karya asli, bukan saduran, bukan jiplakan (sebagian atau seluruhnya).
Ketentuan Khusus
  • Panjang naskah minimal 150 halaman A4, spasi 1,5, Times New Roman ukuran 12.
  • Peserta menyertakan biodata dan alamat lengkap pada lembar tersendiri, di luar naskah.
  • Empat salinan naskah yang diketik dan dijilid dikirim ke:
Panitia Sayembara Menulis Novel DKJ 2012
Dewan Kesenian Jakarta
Jl. Cikini Raya 73
Jakarta 10330
  • Batas akhir pengiriman naskah: 30 Agustus 2012 (cap pos atau diantar langsung).
Lain-lain
  • Para Pemenang akan diumumkan dalam Malam Anugerah Sayembara Menulis Novel DKJ 2012 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada bulan Desember 2012.
  • Hak Cipta dan hak penerbitan naskah peserta sepenuhnya berada pada penulis.
  • Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat-menyurat.
  • Pajak ditanggung pemenang.
  • Sayembara ini tertutup bagi anggota Dewan Kesenian Jakarta Periode 2009-2012 dan keluarga inti Dewan Juri.
  • Maklumat ini juga bisa diakses di www.dkj.or.id.
  • Dewan Juri terdiri dari kalangan sastrawan dan akademisi sastra.
Hadiah
Pemenang utama Rp. 20.000.000
Empat unggulan @Rp. 4.000.000
Jadwal
Publikasi Maklumat : Maret 2012
Pengumpulan karya : April—Agustus 2012
Penjurian : September—November 2012
Pengumuman pemenang : Akhir Desember 2012
sumber: http://www.dkj.or.id/news/sastra/sayembara-menulis-novel-dewan-kesenian-jakarta-2012
INFO TAMBAHAN:
Pemenang Novel DKJ 2010
Tahun ini juga tidak ada juara utama, seperti tahun lalu. Juri hanya memilih empat karya unggulan, yaitu:
“Presiden” (karya Wisran Hadi),
“Memoar Alang-Alang” (karya Hendri Teja),
"Lampuki” (karya Arafat Nur) dan Jatisaba (karya Ramayda Akmal).
Para pemenang menerima piagam dan uang hadiah masing-masing Rp 7,5 juta.