Rabu, 06 Maret 2013

Proofreader: Cermat, Teliti, dan Peka pada Kata

Saya mengenal istilah proofreader bertahun-tahun setelah saya bekerja menjadi tim editing sebuah penerbitan. Ironis? Mungkin. Karena tempat saya bekerja memang tak membagi ranah kerja editor. Jadi, satu editor biasa menangani naskah dari awal sampai akhir. Kesalahan cetak? Jangan ditanya, meski minimal tiga kali melakukan pengulangan: naskah awal (di komputer), naskah proof, naskah print kalkir, tetapi kesalahan ejaan tak bisa dihindari. Slip of eyes, begitu saya sering sebutkan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, pernah dibuat sistem edit silang. Jadi, ada mata kedua yang ikut meneliti. Tapi ujung-ujungnya, proses editing jadi molor. Belum lagi gaya antareditor berbeda dalam memilih kata.Semua ini tergantung pada sistem kerja dalam penerbitan tersebut juga. Karena untuk penerbit skala nasional, ada pembagian kerja editor yang lebih detail.

Sebenarnya, siapa dan apa, sih, makhluk bernama PROOFREADER itu? Silakan baca tulisan Anwar Holid yang saya copas dari Goodreads ini.  
 


Proofreader: Cermat, Teliti, dan Peka pada Kata
Oleh Anwar Holid


sumber gambar: http://www.tswriting.com/issues/volume6issue5.htm
 Di dalam organisasi penerbit, secara struktural proofreader (penyunting teks/nas; atau copy editor) kerap berada di bawah editor kepala atau pengelola; namun bekerja di bawah editor pelaksana. Proofreader bertanggung jawab terhadap naskah buku yang digarapnya dari masing-masing editor bersangkutan. Oleh karena itu sudah niscaya proofreader terus-menerus bekerja sama dengan beragam editor untuk menjaga kualitas buku.

Proofreaderlah yang menjaga keseragaman teks (nas) dalam sebuah naskah/buku. Dia pula yang menerapkan gaya selingkung penerbit:
-          penerapan ejaan,
-          istilah,
-          detail kelengkapan buku: isi buku (daftar isi), indeks, lampiran, dan memeriksa dummy (cetak coba).

Karena proofreading merupakan tahap akhir proses penyuntingan, diharapkan semua masalah maupun kesalahan penyuntingan sudah ditemukan dan diperbaiki ketika ada di tangan proofreader.
Seusai diperiksa, mestinya naskah sudah sempurna, baik dari segi isi dan tampilan. Dalam hal ini, proofreader jangan diminta mengerjakan tugas editor, melampaui pekerjaan utamanya, atau jadi editor gadungan. Ini semata-mata untuk efisiensi.

Beberapa penerbit bila mengout source orang sebagai proofreader ada yang berpesan begini: "Sekalian kalau ada kalimat yang inefektif, bertele-tele, atau tidak enak dibaca, tolong diperbaiki ya."
Wah, itu bukan tugas proofreader! Itu tugas editor. Itu membebani tugas proofreader namanya.
Kenapa?
Karena tugas utama editor ialah justru mengefektifkan kalimat sesuai maksud penulis. Tugas proofreader sudah harus bebas dari tahap penyuntingan, misal dalam hal akurasi data dan ketepatan istilah. Kalau seorang proofreader menemukan hal seperti itu, tentu harus menjadi kredit baginya.
Kasarnya, bukan tugas proofreader untuk memberi tahu atau mengecek ada terlalu banyak kata 'yang' dalam satu kalimat hingga membuat kalimat itu menjengkelkan.  

sumber gbr: http://www.bold-type.com.au/print-publishing-tips/proofreading/
Proofreader mungkin tidak perlu tahu persis apa beda Columbia dan Kolombia, apa itu kolumnis atau komunis, asal dia bisa memastikan bahwa ejaan keduanya benar dan penempatannya benar. Asal dia persis tahu bahwa 'yang' di situ ditulis y-a-n-g, bukan y-a-n-c atau y-a-n-h.

Kecermatan, ketelitian, kehati-hatian, kepekaan pada ejaan dan kata, serta konsentrasi sudah semestinya jadi dasar kinerja proofreader, sebab dia menjadi "penyaring kedua" setelah nas diolah sedemikian rupa oleh penyunting sampai layak dan siap terbit. Sederhananya, proofreading merupakan proses membetulkan ceceran pekerjaan editor yang sengaja dilewatkan demi efektivitas produksi. Bisa juga proofreader menjadi orang yang berempati kepada (calon) pembaca. Ia membaca teks (nas), menempatkan diri sebagai pembaca yang sangat mungkin kecewa terhadap buku (produk) karena ada kesalahan sekecil apa pun di dalamnya. Akibatnya seorang proofreader tak akan membiarkan satu pun kesalahan muncul pada nas garapannya.

Tanggung jawab proofreader antara lain meliputi:

1. Akurasi penulisan (ejaan) kata dan tanda baca.

2. Pemenggalan kata.

3. Ketaatasasan istilah dan gaya yang digunakan dalam naskah.

4. Konsistensi penyajian bentuk naskah:

       a. Setting.

       b. Penggunaan font (jenis huruf).

       c. Judul dan subjudul.

      d. Catatan kaki.

      e. Nomor dan penempatan halaman (sesuai tidak dengan di isi buku).

5. Kata atau istilah yang perlu ditulis italic.

6. Akurasi penempatan dan urutan catatan kaki.

7. Akurasi catchword (belah kiri: biasanya berupa nama penulis atau judul buku; belah kanan: bagian/bab buku).

8. Membuat isi buku.

9. Membuat indeks (indeks subjek, indeks umum, nama).

10. Ketepatan transliterasi maupun transkripsi.


Langkah kerja proofreading:


1. Memeriksa kelengkapan materi naskah.

2. Mengeja dan memeriksa secara tepat unsur paling vital dalam naskah:

      a. Judul dan subjudul.

      b. Catchword dan halaman.

      c. Pemenggalan kata.

      d. Kata atau istilah yang perlu ditulis italic.

     e. Akurasi nama orang (contoh, betapa susah mengeja nama ini: Mihaly Csikszentmihalyi), geografi, organisasi, kata asing (contoh: déjà vu, jangan dé jàvu).

     f. Ejaan dalam isi buku dan tanda baca kalimat.

3. Memeriksa dummy (cetak coba).

----Anwar Holid bekerja sebagai penulis & editor----
KONTAK: wartax@yahoo.com  http://halamanganjil.blogspot.com
Copyright © 2009 oleh Anwar Holid

Tambahan dari saya
Saat mengedit saya biasa menggunakan asas praduga tak bersalah pada naskah. Misalnya, kata hanter yang pernah saya temui pada naskah yang saya edit. Hampir saja saya ganti menjadi hunter, karena saya menganggap penulis salah ketik. Tapi, saya coba menahan diri dan membaca hingga halaman-halaman berikutnya. Terjawab sudah bahwa yang dimaksud memang hanter, bukan hunter.
Untunglah penulis memberitahu melalui dialog tokohnya, sebab saya memang tak menemukan kata hanter di KBBI andalan saya *senyum simpul*

sumber: http://www.howtodoanystuff.com/careers/how-to-find-copy-editing-services-online/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan menyapa