Setahun setelah lulus kuliah, lamaran
saya diterima di sebuah penerbit di kota saya. Senang bukan kepalang. Pada
suatu hari, perusahaan mengadakan rencana berkunjung ke Penerbit Mizan dalam
rangka meningkatkan kemampuan SDM dan mengambil ilmu dari penerbit Islam yang
lebih besar.
Kabar yang sangat menyenangkan. Saya
menunggu rencana itu diwujudkan. Sungguh penasaran bisa melihat langsung dapur
redaksi Mizan, mengenal orang-orang di balik nama besar Mizan.
Ternyata, saya
harus menelan rasa senang itu dalam-dalam, karena saya tak diikutsertakan dalam
kunjungan itu. Sebenarnya saya bisa saja datang ke Mizan sendiri, toh, antara
kota saya ke Bandung bukan jarak yang sulit ditempuh. Hanya perlu semalam naik
kereta atau bus. Lagi pula saya memiliki
beberapa kerabat di kota itu. Tapi berkunjung ke Mizan atas nama pribadi,
sendirian, ah apa kata Mizan?
Saat mereka kembali beberapa hari
kemudian, saya harus puas hanya mendengar cerita mereka tentang Mizan:
kantornya yang homy, kreativitas dan produktivitas para karyawannya, juga oleh-oleh
sebuah buku tipis yang sangat berguna. Panduan Gaya Selingkung Mizan.
Dengan acuan buku ini, saya pun menyusun
gaya selingkung untuk penerbitan kami sendiri.
Beberapa tahun kemudian, nama Mizan
kembali memenuhi pikiran saya. Saat itu seorang teman memberikan info kalau
Mizan membutuhkan editor. Sebenarnya yang saya butuhkan adalah lowongan editor
freelance, karena saya berniat mengundurkan diri sebagai karyawan tetap setelah melahirkan anak yang
pertama.
Saya mendapat nomor kontak Pimpinan
Redaksi Mizan. Subhanallah beliau mau membalas sms saya dengan cepat. Beliau
menyarankan saya untuk mengirim CV.
Karena berbagai pertimbangan dan
ketidakpercayaan diri melamar kerja di penerbit besar, saya tak jadi meneruskan
keinginan saya. Sudahlah, mungkin memang Mizan bukan jodoh saya.
Sekitar tahun 2009, Word Smart
Centre yang berpusat di Kairo, sebuah grup yang saya ikuti melalui dunia maya, mengadakan
lomba menulis kisah tentang ibu. Lomba ini disponsori oleh Mizan. Saya pun bersemangat
untuk ikut. Alhamdulillah, naskah saya masuk sebagai juara harapan ke-2.
Tak disangka, Mizan dengan lini
Qanita-nya bahkan bersedia menerbitkan 100 naskah terpilih, selain naskah
pemenang. Saya tersenyum lebar, bukan hanya karena tulisan saya akan
diterbitkan, juga karena takjub pada akhirnya nama saya tercatat di Penerbit Mizan.
Keberuntungan saya dengan penerbit ini ternyata masih berlanjut. Beberapa saat setelah Penerbit Noura (anak perusahaan Mizan) menerbitkan buku Sepatu Dahlan yang fenomenal, mereka mengadakan lomba menulis kisah Insprasi Sepatu Dahlan. Dan, kembali tulisan saya di blog terpilih sebagai pemenang pertama (pemenang pertama ada 3).
Kisah saya bersama Mizan sepertinya belum hendak berhenti. Saat Penerbit Qanita mengadakan Lomba Menulis Novel Romance, dengan dukungan suami dan teman baik saya, naskah novel yang sudah lama saya mulai dan stagnan kembali saya garap dan selesaikan. Akhirnya, usaha itu menghasilkan buahnya. Naskah saya masuk dalam 10 nominasi naskah unggulan. Subhanallah.
Dan, inilah kejutan berikutnya dari Mizan menjelang tahun 2013. Keinginan saya, lebih dari 10 tahun yang lalu untuk mengetahui bagaimana cara kerja redaksi Mizan, akhirnya terwujud, meski hanya satu bagian kecil saja. Saya mengikuti kelas editing online yang dimentori oleh salah satu editor Mizan. Ilmu dari beliau sangat berguna untuk pekerjaan saya sebagai editor freelance.
Beberapa bulan kemudian, tiba-tiba editor
Mizan (mentor kelas editing) menawari saya naskah untuk diedit. Sungguh tawaran
yang tak disangka! Setelah meyakinkan diri sendiri, sekaligus mendapat semangat
dari beliau, saya pun menerima order itu dengan jantung berdebar, khawatir hasil
editan saya tidak sesuai standar editing Mizan. Alhamdulillah, sampai saat ini,
sudah 9 naskah yang saya kerjakan.
Jalan panjang yang sangat berkesan, hingga
Allah mewujudkan keinginan saya.
Mizan and Me, empat kisah paling
mengesankan di 30 tahun Mizan kali ini.
Doc. pribadi: koleksi buku Mizan |
semangat pantang menyerah, perjalanan 10 tahun bukan masalah, petani pun butuh waktu hingga masa panen itu tiba , selamat ... semoga sukses selalu..... amin
BalasHapusTerima kasih.
HapusKereeeeeen!!!!
BalasHapusÀku tahu kamu pasti akan terus maju meraih semua mimpimu, mbakyu....
Lanjutkan!!!
Kupikir editor Mizan juga pasti siap untuk mengedit naskah2 buatanmu ;-)
Keep spirit n go to the dream!!! ;-)
Siaaappp! You know who "teman baik" that I mean hehehe....
HapusTernyata, yaa ... Kereeen, Kakaaak ... (Y)
BalasHapusIni ceritaku, mana ceritamu, Kakaaaak *pakai toa*
HapusMantab, Kakaaaak ... perjalanan yang panjang dan membahagiakan. (y)
BalasHapusSukses ya, kakaaak .... Hwaiting ...! ^_^
Gamsahamnida! Amiiinnn ....
HapusWuaaah, kereen banget Mbaak. angkat jempol dari sini, dan tentu saja menunggu novel Mbak ituuu :)
BalasHapusSaya juga koleksi Mio :)
Aku dan kamu sama-sama menunggu *hasyah*
HapusMio memang lucu. Bukunya multifungsi, nggak hanya dibaca, juga utk mainan. Sampai lecek, sobek-sobek ....